Headlines News :
Made by : MF-Abdullah @ Catatan
Home » » Mr. Trump, Penguasa Pertama yang Mengakui Kemerdekaan AS adalah Seorang Sultan Bernama Muhammad!

Mr. Trump, Penguasa Pertama yang Mengakui Kemerdekaan AS adalah Seorang Sultan Bernama Muhammad!

Written By apaaja on Selasa, 08 Desember 2015 | 11.22.00

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Mr. Trump memang perlu belajar sejarah rupanya
Dalam waktu yang hampir bersamaan dengan gonjang-ganjing Pilkada Serentak di negeri kita, di negri Paman Sam pun tengah berlangsung rangkaian perhelatan pemilu. Masa pemerintahan kedua Obama segera berakhir dan berbondong-bondonglah politisi Amerika Serikat mencalonkan diri. Namun tidak ada yang berhasil meraih perhatian media internasional melebihi calon kaum konservatif dari partai Republik, Donald Trump. Media Indonesia pun tak luput memberitakan. Sayangya, miliader ini terkenal bukan karena ide-ide cemerlangnya, tapi karena ide-ide konyol dan sikap anti-imigran serta anti-Islamnya yang menggelikan.
Salah satu ucapan Trump yang kini menjadi sorotan adalah tekadnya untuk melarang orang-orang Muslim measuki wilayah Amerika Serikat serta rencananya mentup pusat-pusat kegiatan kaum Muslim.  Sebelumnya, sentiment Islamophob Trump ditunjukan dengan usulnya agar tiap Muslim memakai kartu penduduk khusus, seperti orang-orang Yahudi di bawah kekausaan bengis NAZI.
Sikap Trump ini segera menuai kontroversi. Kelompok white supremacist, Kristen fundametnalis, dan gerombolan kanan-jauh lainnya tentu menyoraki Trump. Tapi tokoh-tokoh Muslim di Barat serta banyak tokoh non-Muslim segera memberikan kritikan kepadanya. Salah satu yang menarik adalah respon dari JK. Rowling, pengarang Harry Potter. Di akun media sosialnya, Rowling menyatakan bahwa Trump jauh lebih buruk dari Lord Valdemort, penjahat kejam dari serial Harry Potter.
Melihat kekonyolan sifat Islamophobia Trump dan pengikutnya ini, perlu kiranya kita mempertanyakan seberapa kenal ia dengan sejarah negerinya sendiri. Orang-orang anti-Islam seperti Trump selalu menjanjikan kejayaan AS kepada konstituennya sebagai dalih menghabisi hak-hak dasar orang Islam. Apa mereka tidak membaca sejarah? Tidak kah mereka tahu bahwa orang yang pertama kali mengakui keberadaan AS ketika negara ini masih lemah dan labil adalah seorang Sultan bernama Muhammad?
 Sultan Mohammad III
Kita asumsikan saja bahwa Trump, dan orang-orang yang sepemikiran dengannya, memang lupa kepada sejarahnya. Maka marilah kita menengok ke masa lalu. Saat itu tahun 1777, Amerika Serikat sedang berperang sengit merebut kemerdekaannya dari Inggris Raya. Negeri yang baru lahir dan masih belum punya posisi tawar ini tentu butuh pengakuan dari komunitas global. Tapi hanya sedikit yang bersimpati di Barat. Ternyata pengakuan itu justru datang dari negeri kaum Muslimin di utara Afrika, Maroko.[1] Bukan hanya pengakuana atas kedaulatannya, Sultan Mohammad III bahkan memberikan akses kepada kapal-kapal AS untuk berlabuh di wilayahnya.[2] 
Ketika itu Maroko berada di bawah kepemimpinan Sultan Muhammad III. Nama lengkap beliau adalah Sidi Mohammad bin Abdullah. Persis nama Nabi kita yang agung! Nabi orang Islam yang kini dinistakan Trump. Para pendahulu besar AS seperti John Adams pun, turut bersaksi tentangnya. Dalam pidatonya di Kairo pada tahun 2009, Obama menyebutkan; 
...I also know that Islam has always been a part of America's story. The first nation to recognize my country was Morocco. In signing the Treaty of Tripoli in 1796, our second President, John Adams, wrote, "The United States has in itself no character of enmity against the laws, religion or tranquility of Muslims." And since our founding, American Muslims have enriched the United States. They have fought in our wars, they have served in our governmen..[3]
 Meski tulisan ini tidak akan sempat dibaca oleh Trump, semoga tulisan ini sampai pada hati dan pikiran orang-orang lain. Pertama kepada saudaraku Muslim di Indonesia, orang-orang non-Islam justru terpesona jika kita tunjukan letak kasih sayang Islam. Terlepas dari pertimbangan politis Sidi Muhammad III ketika itu, tentu sebagai Sultan jika saja membela sebuah negara “kafir” adalah hal yang haram sepenuhnya, tidak mungkin beliau mau melakukannya. Ingat pulalah sejarah bahwa Islam sampai ke Andalusia sebab rakyat semenanjung Iberia meminta bantuan pasukan Muslim untuk membebaskan mereka dari penindasan Roderick yang zhalim.  Merekalah para pendahulu yang patut kita contoh, bukan jendral-jendral laknat yang memerintahkan pembunuhan rakyat sipil tak berdosa.
Kedua, kepada mereka yang entah mengapa sangat benci kepada umat Islam. Ada berlimpah bukti kebencian seperti ini di internet. Mungkin memang ada laku buruk dari orang Islam, untuk itu saya memohon maaf. Namun janganlah menilai buruk agama ini serta seluruh pemeluknya sebab laku segelintir orang. Sebab tidak mungkin pula seluruh orang Kristen dianggap buruk hanya karena tindakan Trump atau Hitler, atau umat Budha dipersalahkan atas kekejaman Wirathu, dan seterusnya. Maka percayalah bahwa agama ini hadir sebagai rahmat bagi semesta. Kisah pengakuan Sidi Muhammad III atas Amerika ini hanya salah satunya. Namun jika benci itu sudah membutakan hati, lalu kalian lebih memilih sikap konyol ala Trump, bukan sikap waras JK Rowling, maka biarlah. Kami, seperti perintah junjungan kami, akan terus menebar damai.













[1] Spencer C. Tucker, ed. The Encyclopedia of the Wars of the Early American Republic, 1783-1812: A Political, Social, and Military History. (ABC-CLIO, 2014) hlm. 613.
[2] Daniel Högger. The Recognition of States. Vol. 11. (LIT Verlag Münster, 2015) hlm 131

 



Share this article :

1 komentar:

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Santri Cendekia - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template