بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Prof Dr Abdul Halim Mahmud, mantan
Syeikh al-Azhar, didukung oleh banyak sarjana menyimpulkan bahwa masalah imamah
(politik) merupakan hal yang paling menonjol dari gerakan Syi'ah dua belas
Imam, bahkan merupakan inti dan poros dari ajaran-ajarannya sehingga mereka
mengklasifikan Syi'ah ke dalam gerakan politik (al-firaq as-siyasiyah), bukan
ke dalam gerakan keagamaan (al-firaq ad-diniyah).
Apa yang mereka simpulkan ini sangat
beralasan, salah satunya karena para teolog Syi'ah menempatkan masalah imamah
di bagian terpenting dari rukun iman, yang masuk dalam kategori ushuluddin
(pokok agama), bukan furu' (cabang). Bahkan, jika ditelurusi lebih mendalam
dapat ditemukan bahwa pokok keyakinan terhadap imamah inilah yang sebenarnya
berperan penting dalam mendesain seluruh pokok beserta cabang ajaran Syi'ah.
Pemikiran politik Syi'ah dua belas
imam ini sebenarnya tidak paten, tapi berkembang secara metamorfosis karena
pada mulanya mereka meyakini bahwa bumi tidak mungkin dan tidak boleh kosong
dari imam yang maksum. Karena, merekalah yang akan berperan sebagai hujjah
(argumen) atas klaim kebenaran Allah, serta menjadi duta-Nya dalam menyampaikan
wahyu kepada umat manusia pascameninggalnya Rasulullah.
Karena itu, mereka berkeyakinan bahwa para imam dibekali dengan ilmu laduni serta mendapatkan wahyu dari Allah melewati ilham. ........
Karena itu, mereka berkeyakinan bahwa para imam dibekali dengan ilmu laduni serta mendapatkan wahyu dari Allah melewati ilham. ........
Silakan baca Kajian karya Dr. Muhammad Kholid Muslih. MA ini, lebih lengkap dengan mendownloadnya di HALAMAN DOWNLOAD,Disclaimer : Tulisan ini telah dimuat di Harian Republika. Ngaji Online mempublikasikannya karena merasa ini penting. Semoga Bermanfaat.
oh itu berarti politik toh?
BalasHapus