بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
PERTAMA TAMA, izin sok tau buat sidang pembaca yang budiman,,
كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ
Gimana ya cara mulainyaaa… hmmmmm
Hahaaha gini aja..
Dalam tulisan ini, kita (back sound : anang feat aurel, ; aku dan kaamuuuuu), akan mengunyah salah satu petunjuk yang diajarkan oleh Sang Pemilik Ilmu tentang bagaimana seharusnya kita berinteraksi dengan ilmu, bagaimana seharusnya kita memperlakukan si ilmu itu , baik ketika masih menuntutnya maupun ketika telah menguasainya. Kurasa-rasa sobat, ini relevan bagi kita yang masih belajar and bercita cita jadi seorang intelektual, cendekiawan, yang bercita-cita menjadi seorang ngulama’.
Petunjuk itu tentang karakter seperti apa yang harus diwujudkan dalam diri ketika telah menjadi seorang ‘aalim , seorang yang telah berhasil meraih ilmu, sekaligus cara untuk sampai di puncak pencapaian seorang penuntut ilmu .
Ini petunjuk yang diajarakn langsung oleh Allah ta’ala. Coba deh baca ayat diatas, sudah?, bagus… hehehe… dalam ayat itu Allah swt bilang kalo kita mau belajar kitab-- Al Quran—( تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ) ilmu ilmu agama, atau belajar apa aja (تَدْرُسُونَ), maka kita harus jadi seorang yang Rabbaniyin…
Dan sekarang, apa sih rabbaniyin itu?, atau lebih tepatnya siapa sehh Rabbaniyun itu??.. tentang kata ini banyak sekali penafsiran. Ada yang bilang ia kata pecahan dari Rububiyah trus dihubungkan deh dengan tauhid, ada yang berpendapat kalo ia merupakan penasaban ke kata Rabbun, jadi Rabbaniyah adalah mereka yang semua tindak tanduknya seseuai dengan titah Allah seperti lagunya Ahmad Dhani dengan matamu aku melihat, dengan nanana la lal la dstee jadi mereka yang berpendapat demikian menghubungkannya ke akhlaq dan agak agak sufi gituu… dan sebagai bagainya...
Nah koncoku sedoyo, ternyata ada mufassirin yang menghubungkannya dengan tema pendidikan, berhubung kita sedang bicara tetnang belajar, pelajar, menuntut ilmu wa maa yata’llaqu bihi < dan yang berhubungan dengannya>, maka cucoklaaahh..
Mbah At-thobari di dalam Jamiul Bayan mengemukakan beberapa riwayat yang menyatakan bahwa Rabbaniyun adalah para fuqahaa al ulamaa, hukumaa atqiyaa, dan sebagainya yang kalo diartikan berarti mereka yang benar-benar faham dan berpengetahuan luas. Menurut mbah At-tustari, gambaran tentang makana rabbaniyin dapat kita peroleh dari perkataan bela sungkawa Muhammad bin Al-hanafiyah ketika Ibnu Abbas RA meninggal, ia berkata hari ini telah meninggal dunia seorang rabbaniy yang dimiliki ummat ini. Ibnu Abbas adalah sahabat yang didoakan langsung oleh Rasulullah agar ia memperoleh kecerdasan cemerlang. Ia seorang yang sangat dalam pengetahuan agamanya sehingga ia bergelar hibrul Islam. Beliau juga banyak meriwayatkan hadist yang merupakan petunujuk hidup dari Rasulullah saw, menjelaskan tafsiran dari ayat-ayat yang sulit difahami masyarakat awam. Dengan kiprahya itu Muhammad bin Al Hanafiyah mengakui beliau sebagai seorang yang pants disebut rabbaniyul ummah.
Mbah At-thobari lalu menyimpulkannya begini ;
“jadi”, kata mbah At-thobari, “rabbaniyun adalah mereka yang menjadi tiang penegak bagi manusia di dalam masalah fiqih, keilmuan, di dalam perkara dunia maupun agama”. Rabbaniyin adalah ulama, intelektual, yang sangat menguasai bidangnya lagi peduli dengan nasib masyarakatnya, lalu mengarahkan mereka, mendidik ( men-tarbiyah) mereka untuk memperoleh kemaslahatan dalam perkara dunia maupun agama.
Sampai disini mari kita berkeluh kesah bersama, yuhhuu kamu nggak salah baca, betull mari berkeluh kesah bersama “so,,,, menjadi rabbaniyin itu nggak gampangz !!!!, kita harus menguasai sekuasa-kuasanya ilmu yang menjadi konsentrasi kita, dan lagi tanggug jawab besar menggunung di pundak kita!!!. Mengayomi dan membimbing masyarakat. Glek ….berat man”.
Menjadi sosok yang layak disebut rabbaniy memang bukan perkara mudah, tak semudah membalik telapak kaki gajah (mang mudah balik telapak gajah??. hehe). Namun perintah dan petunjuk yang ada di dalam Al Qur’an semuanya adalah hal yang mungkin terwujud. Tentu saja dengan usaha yang keras dan ulet. And you know what?. Petunjuk untuk menjadi seorang rabbaniy terdapat di dalam ayat itu sendiri. Bahkan terdapat di dalam lafadz RABBANIY itu sendiri lho… Wow! Opo iyoo koyo kiye’??. Yess cekitot
Sidang pembaca yang budiman, sukiman dan sularni. Rahasia untuk menjadi seorang rabbaniy terdapat pada kata yang menjadi akar dari lafadz rabbaniy itu. Jika ditelisik sampai ke pecahan paling kecil, ia berasal dari kata kerja robaa-yarbuu.
Menurut Al-asfahani kata rabba yang merupakan asal kata tarbiyah berarti membentuk seseuatu secara bertahap. proses ini merupakan proses pengembangan dan bimbingan yang meliputi jasad, akal, dan jiwa, yang dilakukan secara berkelanjutan, dengan tujuan akhir menjadi seorang Rabbanyun.
Jadi menjadi rabbaniyun memang tidak segampang berubah wujud jadi Power Ranger, tinggal tekan tombol-tombol di alat berubah dan JRENG… jadi deh (masih ingat power ranger kan??,). Walopun memang tugas rabbaniyun dan power ranger nggak beda jauh, sama sama untuk mengabdi buat masyarakat. Kalo power ranger berjuang kerans menumpas bangsa monster yang hendak merebut bumi.. maka rabbaniyun berjibaku di dunia persilatan intelektual dan lapangan pergolakan social untuk melindungi masyarakat dari kerusakan tatanan, pembusukan moral, serta penindasan oleh tiran-tiran rakus profit macam kapitalis itu
kata ustadzku juga rabb itu pendidik, semoga kita bisa menjadi insan rabbaniy ya.. aamiin
BalasHapus@mas Huda, amin amiiinn.... iya dari situ lah diambil kata tarbiyah..
BalasHapus