Pertanyaan
yang menjadi judul postingan kali ini sering dilontarkan dengan nada
menggugat bahkan merendahkan ajaran Islam oleh mereka yang di hatinya
ada penyakit. Mereka memprovokasi kaum perempuan bahwa surga dalam Islam
adalah surganya kaum pria dimana mereka menikahi banyak bidadari
sedangkan para istri akan merana. Saya sendiri pernah tersesat ke sebuah
situs yang isinya khusus untuk memurtadkan muslimah, salah satu senjata
mereka adalah pertanyaan di judul postingan ini. Istri mana yang rela
dimadu bahkan dengan bidadari surga?... ckckc, berikut ini adalah
penjelsan singkat padat yang kami kutip dari fatwa Majlis Tarjih dan
Tajdid PP Muhammadiyah
Dari beberapa ayat al-Qur’an dan al-Hadits
dapat difahami bahwa jika salah seorang suami atau istri meninggal dunia,
terjadilah perceraian, sehingga istri yang ditinggal boleh kawin lagi dengan laki-laki
lain bila telah habis masa iddahnya. Demikian pula suami dapat kawin
dengan wanita lain. Allah SWT berfirman:
وَالَّذِينَ يُتَوَفَّوْنَ مِنْكُمْ وَيَذَرُونَ أَزْوَاجًا يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا فَعَلْنَ فِي أَنْفُسِهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ. [البقرة: 234].Artinya: “Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber‘iddah) empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila telah habis ‘iddahnya, maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” [QS. al-Baqarah (2): 234].
Dalam pada itu, pada doa shalat jenazah
dibaca doa yang di antara isinya agar yang meninggal dunia memperoleh ganti
keluarga yang lebih baik dari keluarga yang ditinggalkannya dan seterusnya.
Termasuk dalam pengertian keluarga ialah suami yang lebih baik dari suami yang
ditinggalkannya. Hal ini berdasarkan hadits:
عَنْ عَوْفَ بْنِ مَالِكٍ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى جَنَازَةٍ فَحَفِظْتُ مِنْ دُعَائِهِ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابَ النَّارِ. [رواه مسلم].Artinya: “Diriwayatkan dari ‘Auf bin Malik, ia berkata:, Rasulullah saw pernah menshalatkan jenazah dan aku menghafal di antara doa yang diucapkannya (artinya): Wahai Tuhan, ampunilah dia, beri rahmatlah dia, maafkanlah kesalahannya, muliakanlah kedatangannya, lapangkanlah tempatnya, mandikanlah ia dengan air, dengan salju, dan dengan air yang dingin, bersihkanlah kesalahannya seperti dibersihkannya pakaian putih dari kotoran, dan gantilah tempat tinggalnya dengan yang lebih baik dari tempat tinggalnya di dunia, dan keluarga yang lebih baik dari keluarga yang ditinggalkannya di dunia, dan pasangan yang lebih baik dari pasangan yang ditinggalkannya di dunia, masukkanlah dia ke dalam surga, dan peliharalah dia dari fitnah kubur dan adzab neraka.” [HR. Muslim].
Dari ayat dan hadits di atas dapat
difahami bahwa apabila salah seorang suami atau istri meninggal dunia,
terjadilah perceraian antara keduanya, dan yang meninggal didoakan akan
memperoleh pasangan yang lebih baik dari pasangan yang ditinggalkannya,
sehingga ia hidup di dalam surga dengan penuh kenikmatan.
Pada ayat yang lain Allah SWT berfirman:
وَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ. [الطور: 21].Artinya: “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” [QS. ath-Thur (52): 21].
Dari ayat ini dapat difahami bahwa jika
seorang mukmin yang shalih kemudian keimanan dan keshalihannya itu diikuti pula
oleh anak cucu, maka Allah akan mengumpulkan mereka pada suatu tempat di surga
dan Allah akan mencukupkan pahala dan kenikmatan pada anak cucu mereka
sebagaimana pahala dan kenikmatan yang diberikan kepada orang tua mereka, dan
Allah tidak akan menguranginya sedikitpun. Ayat ini memberikan kemungkinan
bahwa suatu keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak beserta cucu dan
buyut dapat berkumpul hidup dalam surga nanti, asal semuanya beriman dan
beramal shalih.
Dari ayat-ayat dan hadits di atas dapat
difahami bahwa jodoh dan pasangan bagi ahli surga itu dapat saja istrinya atau
suaminya semasa hidup di dunia, dapat pula pasangan yang lain yang
diperuntukkan oleh Allah SWT bagi mereka. Yang penting mereka hidup dalampenuh
kenikmatan.
Terhadap pertanyaan saudara tentang
kehidupan sepasang suami-istri di akhirat nanti, sebenarnya Allah SWT telah
memberi isyarat pada ayat 21 surat ath-Thur di atas, bahwa mereka dapat
berkumpul kembali di surga nanti apabila mereka benar-benar beriman kepada
Allah SWT dan beramal shalih. Terhadap kelurga yang seperti ini tentu Allah SWT
akan mengabulkan doa-doanya. Namun yang penting bagi mereka ialah bahwa Allah
SWT akan menempatkan mereka dalam tempat yang penuh kenikmatan. Allah SWT
berfirman:
إِنَّ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِي شُغُلٍ فَاكِهُونَ. هُمْ وَأَزْوَاجُهُمْ فِي ظِلاَلٍ عَلَى اْلأَرَائِكِ مُتَّكِئُونَ. [يس: 21].Artinya: “Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan pasangan-pasangan mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan.” [QS. Yasin (36): 55-56].
Kalau suami-istri ini sama2 ahli surga:
BalasHapusIya, Mas.. konon meski kita dapat jatah 70 bidadari.. tetep istri kita selama di dunia yang paling cantik ..
gatau apakah kaum hawa dapat bidadara?? tapi kalau ketemu suaminya lagi sebagai yang paling ganteng buatnya itu sangat mungkin. persis terjadi pada kita para lelaki ya? Allahua'lam.
kalau belum beristri terus meninggal bagaimana ya?
BalasHapuskang Mux, iya bidadari atau bidadara kan cuma pelayan di surga, sedangkan orang-orang beriman menjadi penghuni sesungguhnya, jadi pastilah kedudukan istri-istri orang beriman lebih tinggi dari para bidadari..
BalasHapusMas Huda, makanya cepat menikah mas... hehehe
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuslanjutkan, Kang AYub! saya suka bahasanya yang santun..,
BalasHapussubhanallah
BalasHapusKalo udah dapet kenikmatan yg lebih besar disurga, ngapain juga istri kita yg di dunia di cari lagi! Haha yg pasti bidadari/bidadara lebih nikmat lah poko'a! :p
BalasHapusiya, tapi bagi yang sangat cinta istrinya dan minta pada Allah, asalkan sama-sama masuk surga, masa nggk dikabulkan,,, la wong di surga semua yg kita mau diberikan.. hehe
BalasHapuswallahu a'lam
Agama kok pikirannya sex mulu.
BalasHapus@nikacosta , lau ko bs sih ngomong ky gtu ... Dr perkataan'a ky'a g punya alat kelamin yaa ...
Hapus@Nikocosta, agama ada untuk mengatur manusia, sebagai salah satu kebutuhan manusia, sex tentu diatur oleh agama, tapi agama sama sekali tidak "pikirannya sex mulu" hehe... mari belajar agama lebih dalam, agar dimensinya yang lain bisa kita ketahui, biar nggk sex mulu :D
BalasHapussalam semuanya,,kongsi2 aja,,syurga????kenikmatannya ngak terbayang dek akal/hati,,
BalasHapusbalasan bagi hamba2NYA yg beriman,,di sana ngak ada lagi sifat cemburu,sakit hati,marah,n sifat2 negative dll,,,penghuninya ngak akan merasa bosan walau sedetik,,,full kurniaan Illahi,,ngak terbayang!,,mohon Illahi menetapkan syurga bagi kita semua,,aminnnn,,ngak sabar dehh,,;-),,